KAB. BANDUNG | MPNews – Bupati Bandung Dadang Supriatna mengungkapkan bahwa Kabupaten Bandung insya Allah tahun 2024 ini memiliki delapan rumah sakit. Lima dari delapan rumah sakit itu dibangun pada kepemimpinannya di Kabupaten Bandung.
Kelima Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) itu, yakni RSUD Bedas Cimaung, RSUD Bedas Kertasari, RSUD Bedas Tegalluar Bojongsoang, RSUD Bedas Arjasari dan berharap RSUD Bedas Pacira tahun 2024 ini selesai dalam pembangunannya. Ketiga RSUD lainnya yakni RSUD Otto Iskandar Dinata Soreang, RSUD Majalaya dan RSUD Cicalengka.
“Selama saya menjabat 3 tahun menambah lima rumah sakit,” kata Bupati Bandung saat menghadiri
Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) ke-116 Tingkat Kabupaten Bandung
di RSUD Otto Iskandar Dinata, Soreang Kabupaten Bandung, Minggu (28/7/2024).
Pada kesempatan HBDI itu, Dadang Supriatna bersilaturahmi dengan jajaran Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Bandung dalam rangka kolaborasi untuk negeri.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada Ketua Pelaksana, Ketua IDI Kabupaten Bandung, para Dirut Rumah Sakit dan seluruh jajaran rumah sakit yang sudah melakukan kolaborasi, sehingga Hari Bakti Dokter Indonesia dilaksanakan hari ini dan pesertanya kurang lebih 1000 goes. Saya mendoakan yang ikut goes, sehat jasmani dan rohaninya,” tutur Bupati Bedas ini.
Pada kesempatan HBDI itu, Bupati Dadang menyebutkan, kenapa IDI ini dibentuk? Salah satunya mengadvokasi hak-hak dokter. Hak-hak dokter ini sudah difasilitasi atau belum?
“Ketua IDI Kabupaten Bandung silahkan untuk menjadi advokasi, menjadikan suatu fasilitasi jangan sampai ada perdebatan di antara kita,” ujarnya.
Ia mengungkapkan maksud dan tujuan IDI ini dibentuk adalah bagaimana untuk membantu menyehatkan masyarakat. “Ini yang sangat penting,” ujarnya.
Lebih lanjut Bupati mengungkapkan bahwa ia mendapatkan informasi angka stunting di Kabupaten Bandung dari 29,9 persen, per hari ini menurun 11 persen. “Upaya-upaya menurunkan angka stunting terus kita lakukan,” katanya.
Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna menyebutkan, di suatu kecamatan yaitu di Kecamatan Pacet, menemukan anak-anak disabilitas.
“Yang konon kabarnya per hari ini sekitar 230 orang. Ini perlu ada penelitian. Di Kecamatan Pacet seperti itu, saya khawatir di kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Bandung. Saya mohon bantuan IDI untuk meneliti dan mengkaji. Apakah karena gen, apakah karena penyakit sebelum hamil, karena keturunan atau karena apa?” ucapnya.
Maka pada kesempatan itu, Kang DS mengajak kepada seluruh dokter di Indonesia, terutama di Kabupaten Bandung ada lima hal untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045.
Pertama peningkatan sumber daya manusia yang profesional dan paham digitalisasi. “Jika para dokter dan karyawan tidak mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional dan paham digitalisasi, bakal ketinggalan. Maka ada hal yang harus kita gali. Kita siap berdiskusi,” ujarnya.
Kang DS siap mensuport IDI dalam program dan anggaran, supaya hal-hal di masyarakat yang perlu ditindaklanjuti bisa ditindaklanjuti. Sebab, ia tidak mau mendengar lagi di kecamatan lain ada penambahan warga dengan kondisi berkebutuhan khusus atau disabilitas.
Ia pun menyebutkan walau disabilitas dan SLB ini kewenangan provinsi, tetapi dirinya tidak bisa diam diri. “Karena saya selaku Bupati, bagaimana pun juga masyarakat Kabupaten Bandung perlu kita lindungi. Karena semua memiliki hak-hak dasar yang sama berdasarkan Undang-Undang Dasar,” katanya.
Kang DS pun turut mengapresiasi dan menyambut baik adanya kolaborasi antara TNI, Polri, Pemkab Bandung melalui Dinas Kesehatan dan para dokter yang tergabung dalam IDI Kabupaten Bandung dalam upaya percepatan penurunan atau mengurangi angka stunting di Kabupaten Bandung.
“Ini sebagai bentuk kepedulian kita terhadap bagaimana untuk menurunkan angka stunting,” ucapnya.
Kang DS menyebutkan Presiden Joko Widodo pada tahun 2023 berkeinginan pada tahun 2024 ini rata-rata di Indonesia minimal 14 persen angka stunting. Kemudian zero kemiskinan ekstrem.
“Maka tugas selanjutnya, kedua adalah big data, dalam rangka mempersiapkan Indonesia Emas 2045,” katanya.
Melalui big data itu, katanya, pasien yang masuk ke rumah sakit bisa dicek melalui handphone. Pelayanan rumah sakit kepada pasien bisa dilihat melalui handphone.
“Jangan sampai ada lagi pelayan rumah sakit judes. Dokter maupun pelayan rumah sakit itu harus bisa menjaga etika dan menyehatkan masyarakat. Saya yakin dokter di Kabupaten Bandung hebat-hebat semua,” katanya.
Bupati Bandung berharap kepada Kepala Dinas Kesehatan dan Dirut Rumah Sakit untuk memberikan beasiswa kepada dokter-dokter berprestasi.
“Ini salah satu bentuk komitmen, bagaimana mempersiapkan peningkatan sumber daya manusia yang profesional dan paham digitalisasi,” tuturnya.
Untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2024 itu, imbuh Kang DS, ketiga riset dan development. Untuk penanganan suatu penyakit pasti ada solusi dan ada obatnya.
Keempat, kata Kang DS, institusi yang kuat, soliditas. Sebab, institusi yang kuat akan solid dan menghasilkan. Kebersamaan akan sukses.
“Saya titip harus kompak di antara pegawai di rumah sakit. Tolong dipersiapkan institusi yang kuat dan tidak keluar dari konteks akhlakul karimah,” harapnya.
Kelima, ia mengungkapkan pentingnya pengelolaan keuangan yang baik dalam persiapan Indonesia Emas 2045. Mengingat tujuan pemerintah itu adalah mensejahterakan masyarakat.
“Selamat Hari Bakti Dokter Indonesia,” katanya.**(DA)