KAB. BANDUNG | MPNews – Bupati Bandung Dadang Supriatna beserta jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melaksanakan Jumat Keliling (Jumling) ke-100 di Masjid Asyuja’iyah Kampung Nenon Desa Sukawening, Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung, Jumat (5/7/2024).
Kegiataan rutin Jumling ini bagian dari silaturahmi Bupati Bandung bersama masyarakat sekitar. Hadir pula pada kesempatan itu jajaran Forkopimcam Ciwidey, pengurus partai politik, tokoh masyarakat dan pihak lainnya.
Bupati Dadang Supriatna mengungkapkan bahwa pelaksanaan Jumling ini adalah yang ke-100 selama tiga tahun lebih memimpin Kabupaten Bandung. Pelaksanaan Jumling itu dalam upaya meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Melalui kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di masjid tersebut diharapkan bisa mengembangkan kader-kader generasi muda sebagai penerus bangsa, khususnya untuk kemajuan di Kabupaten Bandung dan umumnya di Indonesia.
“Kegiatan Jumat Keliling ini untuk menjalin silaturahmi dengan masyarakat,” kata Kang DS, sapaan akrab Dadang Supriatna, saat bertemu dengan masyarakat.
Kang DS mengatakan ada tiga kegiataan yang rutin dilaksanakan orang nomor satu di Kabupaten Bandung ini bersama jajaran OPD. Pertama, Jumat Keliling, kedua Bunga Desa dan ketiga Rembug Bedas.
“Melalui kegiataan silaturahmi itu, juga untuk melihat situasi dan kondisi lingkungan. Termasuk di Desa Sukawening, yang kebetulan sedang dilaksanakan pembangunan RSUD Bedas Pacira. Ini sebagai bukti bahwa pemerintah hadir untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah Kecamatan Pasirjambu, Ciwidey dan Rancabali (Pacira),” katanya.
Kang DS berharap dengan dibangunnya rumah sakit itu, bisa menjadikan sebuah tempat menyehatkan masyarakat secara syariat.
Kepada masyarakat, Bupati Bedas tersebut menjelaskan program pada bidang keagamaan, yaitu insentif guru ngaji. Alhamdulillah sudah dianggarkan Rp 109 miliar per tahun.
“Jika masih ada warga atau guru ngaji yang belum terakomodir, silahkan untuk berkoordinasi dengan kepala desa dan camat. Insya Allah akan saya beri insentif guru ngaji melalui Baznas Kabupaten Bandung,” jelasnya.
Dirinya juga menjelaskan program Besti (Beasiswa Ti Bupati), untuk memfasilitasi anak-anak cerdas dan berprestasi yang ingin melanjutkan kuliah yang berasal dari keluarga tidak mampu secara ekonomi.
program Besti ini, Lanjutnya, sudah berjalan di tahun 2022 untuk 80 calon mahasiswa, tahun 2023 untuk 125 calon mahasiswa, dan tahun 2024 ini untuk 250 calon mahasiswa.
“Peminatnya banyak setiap tahunnya, sudah di atas 3000 calon mahasiswa yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi. Insya Allah tahun 2025 akan ditambah sekitar 500 calon mahasiswa,” katanya.
Menurutnya, program Besti ini sangat berpengaruh pada IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kabupaten Bandung.
“IPM Kabupaten Bandung, saat ini sudah mencapai 73,74 poin. Ada indikator yang mempengaruhi IPM itu, di antaranya pertama angka harapan hidup masyarakat sudah meningkat 74,27 tahun. Jadi rata-rata usia masyarakat Kabupaten Bandung di usia 74,27 tahun. Itu karena ada intervensi sarana kesehatan, dan ada program-program kesehatan yang menunjang dan faktor kebahagian yang didukung dengan tempat wisata di Kabupaten Bandung,” jelasnya.
Ia menyebutkan pengunjung wisata domestik di Kabupaten Bandung sudah mencapai 7 juta jiwa, sebelumnya 2 juta wisatawan. Tempat-tempat wisata di Kabupaten Bandung banyak peminatnya. Di antaranya ada destinasi wisata Glamping dan Jembatan Rengganis di Kecamatan Rancabali.
Kedua, kata dia, indikator pendidikan sudah meningkat 9,10 tahun. Sebelumnya indeks pendidikan rata-rata lama sekolahnya 8,8 tahun, dan sekarang sudah meningkat 9,12 tahun.
Ketiga adalah daya beli, perkapitanya sudah Rp 11,018 juta. Menurutnya, ini hasil kerja sama semua pihak.
“Alhamdulilah, kemarin mendapatkan kabar menggembirakan inflasi Kabupaten Bandung. Pasca Pemilu tahun 2023 diangka 2,35 persen, pasca Pemilu Legislatif 2024 naik menjadi 4,26 persen, alhamdulillah saat ini inflasi Kabupaten Bandung turun di angka 2,24 persen,” tuturnya.
Ia mengatakan inflasi Kabupaten Bandung turun karena banyak petani-petani andal dan produk pertanian yang bisa dijual langsung kepada masyarakat.
“Inflasi di Kabupaten Bandung sempat naik, karena ada beberapa sektor lain yang tidak tercapai dan sempat terjadi kelangkaan seperti minyak goreng, bawang putih dan bawang merah sehingga harga pasar sempat meningkat. Alhamdulillah, sekarang sudah stabil di angka 2,24 persen,” katanya.
Kang DS pun menjelaskan bahwa selama 3,2 tahun memimpin Kabupaten Bandung sudah mendapatkan 328 penghargaan.
“Penghargaan ini dipersembahkan untuk masyarakat Kabupaten Bandung. Berharap penghargaan ini menjadi motivasi untuk meningkatkan pelayanan yang semakin baik kepada masyarakat Kabupaten Bandung,” katanya.** (DA)