SUMEDANG Ι MPNews– Dinas Pendidikan Jawa Barat membuka opsi untuk menggelar pembelajaran hybrid bagi sekolah yang mengalami kerusakan akibat gempa di Sumedang, Jawa barat.
Namun, skema tersebut diatur dengan tetap menyesuaikan dengan kondisi ruang kelas yang masih bisa digunakan.
“Kepala Disdik Jawa Barat Wahyu Mijaya saya sudah komunikasikan untuk mengantisipasi dengan pembelajaran hybrid jika kelas belum bisa difungsikan,” Rabu (3/1/2024).
Wahyu menjelaskan, langkah pertama yang dilakukan untuk mengatasi kerusakan tersebut adalah melakukan proses asesmen kelayakan terlebih dahulu.
Jika hasil penilaian menunjukkan bangunan tidak layak digunakan, maka sekolah akan melakukan pembelajaran secara hybrid yakni luring atau daring.
“Kami sudah usulkan ke Dinas PUPR untuk segera mengasesmen, menilai bangunan ini layak fungsi atau tidak,” tuturnya
Berharap, semua proses tersebut berjalan lancar sehingga tidak mengganggu keberlangsungan pembelajaran siswa di awal semester tahun 2024.
“Mudah-mudahan tidak ada lagi gempa susulan. Sehingga, saat nanti siswa masuk sekolah semua dalam kondisi yang layak,” ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, Kabupaten Sumedang diguncang gempa dengan kekuatan magnitudo 4,8 pada Minggu (31/12/2023) sekira pukul 20.34 WIB.
Titik gempa bumi berada di timur laut Kabupaten Sumedang dengan kedalaman 5 kilometer. Gempa susulan berkekuatan 4.4 magnitudo kembali mengguncang wilayah Sumedang, Senin (1/1/2024) pukul 20.46 WIB.
(adr)*